Selasa, 17 Juli 2012

NILAI PRAKTEK KEHUMASAN

KELAS F13, F14, F15, F16, F17, F18



F13
NO NAMA HURUF
1 AGUS SATRIO C
2 ALFREDO ROLLANDO M D
3 ANDIRWANSYAH YUSUF A
4 ARIZALU MARDHIKA M A
5 BAGUS TRIADI A
6 BERLIN NOVANOLO A
7 BRAYN KIFFEN B. A
8 DANNY HERAWAN A
9 DESY AGUSTIANI A
10 DEWA AYU DIAH WP A
11 DIANA SARTIKA A
12 IMAM ARIFIN D
13 JULIET RIANELA PONTOH A
14 KEDASI SILAYAR A
15 KURNIAWAN HAMIDI D
16 MUHAMMAD ADY RIZKA B
17 MUHAMMAD  AINUL HAFIS B
18 MUHAMMAD ISMAIL A
19 MUHAMMAD RIZKI B
20 RANI ANGELINA LAKE A
F14
NO NAMA HURUF
1 AHMAD SUKARDI B
2 ARYA WICAKSONO -
3 BRIAN FERDINAN KARAMOY C
4 CHRISTIAN PUTRA HJS A
5 DENY SETYA NUGRAHA B
6 DUMA KRISTINA SINAGA A
7 EDO PURWANTO A
8 LUH KADEK YURISKA A
9 MUHAMMAD AF'IDATUL A C
10 MUHAMMAD ARBI UTAMA A
11 PUTU WAHYUDHI A A
12 SRI MAULIA A
13 WIWIK YUNITA A
14 ANGGUN SRI RAHAYU A
15 IVO FEBYANA S C
16 HENNY TRIMANDA SARI C
17 IMAM INDRAYADI C
18 PRIMA ANDIKA B
19 M. RINALDI S C
F15
NO NAMA HURUF
1 ADI SEPTIA PRATAMA C
2 AMIRULLAH A
3 ANA MUSTIKA H A A
4 ARYADIPA PRASENO A
5 DEWANGGA WAHYU KA A
6 EMA PUSPITA SARI A
7 ERY NERANTO B
8 ERYS PRASTAWI C
9 FARID DHARMA GATI C
10 IKE ANDRIYANI -
11 MARENSIA RAWUNG A
12 MUHAMMAD AMIRULLAH A
13 MUHAMMAD BOB WIDIANSYAH D
14 NI PUTU SURYANTARI A
15 NOVRI MARTA DINATA A
16 RICKMAN KAPUTRA B
17 RICKY EMANUEL D SOLA A
18 MUHAMMAD IRFAN E
F16
NO NAMA HURUF
1 AGNES AFNI LAMIA C
2 ARIELLA MANUPUTY C
3 AYU AYNIE RACHMANDA A
4 DAYAN BAHRUDIN A
5 GEDE KRISNA BRIANTIKA G B
6 GETI URSULA A
7 INDIYEL PALUPI T B
8 ISAK WOSNAMBIRI W A
9 JILE ANJELINA A
10 KRIDA SATRIA R D
11 MONIKA ALFA PAAT A
12 MUHAMMAD FITRAH JOSA A
13 MUHAMMAD KHALISH A
14 NI PUTU ULA PADMAWATI C
15 OBAJA PHETERZEN M B
16 PHINTA TRI SARINA P B
17 RAHMAT SETIADI B
18 YOHANES ANTONIUS N -
19 SAHAT P PANGARIBUAN D
20 RAMAT ZEPRIYANSYAH E
F17
NO NAMA HURUF
1 BHARATAYUDA JANIPRATOMO S B
2 DONNY HUTOMO KUSUMA B
3 ELSIN UMAYA BP B
4 GEDE PU TU ARY ANGGA WK A
5 IMAN ZULFIKAR R C
6 JUHENSAR NOER T B
7 LINDARI A
8 NINDYA CHRISTIE T A
9 NIWA DZAVIRA A
10 PIUS CANISIUS SM B
11 RAJA OKA MAHENDRA B
12 RAY WARDIMAN C
13 RISKA WAHYU B
14 RIAN IRVANDI B
15 ABDILAH MUHAMAD FATHONAH E
16 FACHRUDIN SYARIRI E
F18
NO NAMA HURUF
1 AGUNG HIDAYATULLOH WHYUDI A
2 ENDANG SRI HIDAYAH A
3 FAHRIZAL ADIMAS A
4 FAISAL ICHWAN A B
5 FAJAR ISTIYONO C
6 HELVIANA RAHAYU A
7 MARISA NURMALITASARI A
8 MUDRIKAH ANUROHMAN B
9 MUHAMMAD RIZKIADI B
10 MURSALIN A
11 NURUL LIZA UYUNI L A
12 PRISILIA PRITI S B
13 REHAN ADIFIA C
14 REISTY AMELIA A
15 SEPTIAN ADI PUTRA A
16 SRI RAUDATUL JANNAH B
17 TRENDY MADYA RISKA A
18 TRI SANTOSO C
19 TRIAMBODO ANDI K B
20 NURSYAM RAMADHANI A
21 MUHAMMAD HIDAYAT D

Jumat, 29 Juni 2012

MEDIA KOMUNIKASI DAN HUMAS

     Humas memang harus mampu memilih media komunikasi yang tepat agar dapat mengkkomunikasikan dengan tepat mengenai perusahaan kepada semua pihak eksternal dan internal, seperti karyawan, pemegang saham, maupun konsumen dan supplier. Selain itu, Humas juga harus mempertimbangkan budget yang diperlukan berkaitan dengan pemilian media agar tidak membebani perushaan 


Struktur dan Ciri Media Komunikasi yang Dipergunakan Humas
     Media komunikasi yang penting digunakan humas adalah dalam kemitraannya dengan media pers (cetak atau elektronik). Dengan demikian struktur dan ciri-ciri pers harus dikuasai oleh para praktisi humas. Perlu pula dipahami bahwa media cetak yang terdiri dari harian/penerbitan pagi dan sore masing-masing mempunyai ciri-cirinya tersendiri seperti waktu penerbitan, cara kerjasamanya dengan redaksi. Oleh karena itu penting dipahami pula sejumlah pedoman siaran pers (F.P. Seitel), dan prinsip hubungan pers yang baik (Frank Jefkins).
     Ciri-ciri media pers lainnya adalah siaran berita (news release) pada media cetak maupun elektronik, kelayakan berita, artikel, foto, yang kesemuanya harus sesuai dengan persyaratan redaksional dan beritanya sampai siap cetaknya. Oleh karena itu pula baik praktisi humas maupun wartawan perlu menghayati dan saling menghormati kode etik pers dan etika profesi masing-masing bahkan peraturan hukum pers.
     Di samping siaran pers bentuk dan ciri-ciri lain adalah tiga kegiatan acara temu pers yang diselenggarakan sebagai kelengkapan informasi untuk siaran berita humas. Kadang-kadang dilengkapi pula dengan pelayanan buku petunjuk mengenai features, daftar majalah mingguan daerah, daftar perusahaan. Ada pula tiga bentuk sponsor melalui media elektronik (isu olahraga, pendidikan, pendukung iklan/pemasaran). Di samping itu ciri umumnya melalui berkala intern. Media film dokumenter merupakan bentuk dan ciri media humas yang penting. Tidak kurang pentingnya juga ciri media komunikasi tatap muka langsung dengan publik, kadang-kadang dengan alat bantunya berupa pertunjukkan kesenian rakyat, ceramah, dan beraneka ragam pameran.

Teknik dan Cara Pemilihan Media Komunikasi yang Sesuai dengan Lingkungan Humas
     Teknik dan cara pemilihan media komunikasi humas adalah yang sesuai dengan publiknya. Kapan publik dicapai, biayanya dan tergantung pula pada empat faktor; cara pendekatan keterampilan petugas humas, anggaran dan kebijaksanaannya.
     Tahap pertama, pemilihan media berita adalah persiapan dan penyiaran berita pada media cetak dan elektronik. Bagi kelompok publik kecil dalam suatu organisasi dipilih media komunikasi (jurnal) internal yang berjenis-jenis secara teratur dengan beberapa variasi. Perlu diperhitungkan di sini cakupan pembaca, kuantitas, frekuensi, kebijakan, judulnya, dan proses percetakannya, gaya dan format, langgangan, iklan, serta distribusinya.
     Komunikasi tatap muka kadang-kadang dipilih dalam komunikasi ke atas dengan pimpinan manajer dan komunikasi sejajar antara karyawan. Media dan teknik humas hendaknya dibedakan antara media untuk periklanan dan untuk humas. Oleh karena itu Frank Jefkins mengemukakan daftar pilihan media utama bagi kegiatan humas yang meliputi tiga belas jenis dengan bentuk dan cirinya masing-masing.




KOMUNIKASI DAN HUMAS

A. Hubungan Komunikasi dengan Profesi Hubungan Masyarakat (Public Relations)
         Public Relations yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan istilah hubungan masyarakat atau yang disingkat “Humas”, merupakan lapangan baru di bidang komunikasi yang tumbuh dan berkembang pesat pada permulaan dekade ke-20 ini. Perkembangannya berkaitan erat dengan kemajuan masyarakat di berbagai bidang, terutama di bidang industry, bisnis, perusahaan, bahkan akhir-akhir ini juga berkembang pesat di bidang politik dan pemerintahan. Lahirnya public relations seperti yang dipraktekkan sekarang, bertolak dari adanya kemajuan di berbagai bidang, yang membutuhkan jasa-jasa public relations.

A. Hubungan Komunikasi dengan Public Relations (Hubungan masyarakat)
      Hubungan masyarakat pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi. Tetepi berbeda dengan kegiatan komunikasi lainnya, kegiatan komunikasi dalam hubungan masyarakat mempunyai cirri-ciri tertentu, disebabkan karena punya fungsi, sifat organisasi dari lembaga hubungan masyarakat itu berada dan berlangsung, sifat-sifat manusia yang terlibat, terutama public yang menjadi sasaran, factor-faktor eksternal yang mempangaruhi dan sebagainya yang bersifat khas. Ciri hakiki dalam hubungan masyarakat adalah yang bersifat timbal-balik (two-way traffic). Komunikasi yang bersifat timbal-balik ini sangat penting dan mutlak harus ada dalam kegiatan hubungan masyarakat dan terciptanyafeedback merupakan prinsip pokok dalam hubungan masyarakat.
       Dalam pengertian teoritis, hubungan masyarakat merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan dan bukan suatu fungsi atau bagian yang berdiri sendiri. Hubungan masyarakat adalah penyelenggara komunikasi timbale-balik antara suatu lembaga tersebut. Dari pihak suatu lembaga, komunikasi seperti ini diajukan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya tujuan, kebijakan dan tindakan lembaga tersebut. Dengan kata lain,
      Hubungan masyarakat berfungsi menumbuhkan hubungan baik anata segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan penengertian dan kemauan baik (good will) publiknya serta memperoleh opini public yang menguntungkan (atau untuk menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang baik dengan public).
       Kunci sukses suatu komunikasi, dalam hal ini komunikasi dalam hubungan masyarakat, sangat tergantung pada pelaksanaan komunikasi yang efektif. Dalam kaitan dengan dengan prinsip komunikasi yang efektif, hal-hal yang diperhatikan adalah :
1. jenis publik (khalayak) yang menjadi sasaran
2. susunan pesan bagaimana yang paling tepat dan mudah dipahami
3.saluran apa yang paling sesuai dengan sifat public yang dituju
       Demi efektifnya komunikasi, maka pengetahuan secara terperinci tentang public yang dituju sangat penting. Ini berarti, sifat dan cirri public yang iutju di dalam kegiatan hubungan masyarakat haruslah diketahui.
“The more carefully oer difine various publics, the more ways of reaching and influencing them one will discover” (semakin teliti orang menentukan khalayak yang dituju, semakin banyak diemukan cara-cara untuk mendekati dan mempengaruhinya).
       Karena itu meskipun penelitian mengenai khalayak (audience research) cukup mahal biayanya, tapi itu harus dilakukan demi diperolehnya cara dan teknik untuk mempengaruhinya.

B. Kode Etik Humas
       Bagian humas dapat dikatakan sebagai jantung etis dari sebuah organisasi. Karena humas adalah pengendali komunikasi internal maupun eksternal, humas juga mengatasi krisis organisasi.. Namun, banyak pula kalangan yang menganggap humas sebagai pekerjaan yang kurang terhormat, karena humas bisa membuat sesuatu yang salah menjadi benar.. Mayarakat menganggap humas lebih sering mengurus kebenaran dari pada menyampaikan kebenaran.
       Persepsi yang berkembang seperti itulah yang mendorong perlunya para praktisi humas membuat sebuah kode etik profesi yang menekankan kejujuran diatas segalanya. Dengan adanya kode etik, maka profesi humas akan secara terbuka dapat dinilai oleh masyarakat sehingga para profesionalnya bisa mempertanggungj jawabkan apa yang telah dikerjakannya.
Bagian ini akan mengajak kita memahami bagaimana isu-isu etika melingkupi dunia humas dan juga akan disajikan lampiran Kode Etik Profesi Humas.
Etika
        Etika berbeda dengan moral. Menurut Ruslan (1995), moral adalah suatu system nilai tentang bagaiman menjalankan hidup dengan membedakan antara yang baik dengan yang buruk selaku individu dan anggota masyarakat. Sistem nilai-nilai moral tersebut secara garis besar acuannya adalah nilai universal menghenai baik dan buruk, yang biasanya dikaitkan dengan nilai kesusilaan (kebaikan), tradisi atau adapt istiadat yang berlaku, keagamaan, kependidikan, dan lain sebagainya. Kraf (1991) menyebut moralitas adalah tradisi kepercayaan dalam agama atau kebudayaan tentang perilaku yang baik dan buruk. Moralitas memberikan suatu petunjuk dalam bentuk bagaimana seharusnya beritndak (das sollen).
       Sementara etika lebih banyak menyinggung nilai-nilai atau norma-norma moral yang bersifat menentukan atau sebagai pedoman sikap tindak atau perilaku dalam wujud yang lebih konkrit (das sein).\Terdapat dua macam etika (Ruslan, 1995):
1. Etika deskriptif. Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan pola perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskripstif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa niali dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia bertindak secara etis.
2. Etika normatif. Yaitu etika yang menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini (Keraf, 1991). Oleh karena itu etika normative merupakan norma-norma yang dapat menuntun dan menghimbau manusia agar bertindak secara baik dan menghindarkan hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang berlaku di masyarakat.


Rabu, 27 Juni 2012

KONSULTAN HUMAS


Konsultan humas adalah praktik pemberian jasa pelayanan kreatif dan teknik-teknik khusus yang dilakukan oleh individual atau lembaga yang berhak melakukannya berdasarkan pengalaman, kemampuan, keahlian, kepemilikan, identitas, atau berbadan hukum untuk tujuan usaha jasa konsultan Humas.
Macam-macam bentuk jasa yang disediakan
Secara umum bentuk pelayanan jasa konsultan adalah:
1.Pemberian jasa konsultatif seperti pemberian nasihat
2.Layanan jasa terintegrasi yang luas dalam bentuk eksekusi dalam bantuannya terhitung dari perencanaan konsep hingga penyelesaian program kerja.
3.Gabungan dari jasa konsultatif dan eksekusi, hingga evaluasi program kerja humas.

Jenis penciptaan dan kreativitas
Pelayanan penciptaan dan kreativitas bidang jasa kehumasan, yaitu:
1.Penciptaan desain logo, kreativitas nama perusahaan atau produk.
2.Pelaksanaan kampanye promosi di media cetak dan media elektronik
3.Perencanaan dan penerbita media internal
4.Perencanaan dan pembuatan serta merancang seragam karyawan
5.Meyelenggarakan kegiatan perencanaan ajang khusus
6.Menyelenggarkan kegiatan acara-acara perkenalan akan produk/ isyu terhadap publiknya dan juga acara keramaian lainnya yang menitik beratkan pada acara-acara yang bersifat mengumumkan.
7.Melakukan riset dan pengembangan riset
8.Mengantisipasi, menangani krisis dan hingga pemulihan krisis.

Kategori konsultan humas
Menurut konsep Frank Jefkins, bentuk lembaga konsultan humas dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Departemen Humas untuk bidang usaha periklanan.
2. Konsultan humas independen.
3. Konsultan humas yang berlaku sebagai pemberi nasihat

   Honor jasa konsultan humas
1. Biaya profesional
2. Biaya untuk Proction Cost
3. Biaya pengeluaran untuk pemeliharaan/ uang saku
4. Biaya proyek

Manfaat menggunakan Konsultan Humas :
1.Merupakan penasehat lepas
2.Team worknya terdiri dari para praktisi dan ahli di bidangnya.
3.Mengenal luas dengan berbagai kalangan dan petinggi
4.Konsultan  yang baik memiliki akses yang baik dengan media, pemuka pendapat, pemerintah dll.l

Kerugian menggunakan Konsultan Humas :
1.Sering menghindari tanggung jawab apabila terjadi kesalahan.
2.Bersifat konsultatif.
3.Sering mengajukan tarif konsultasi atau fee yang relatif  lebih mahal dan progresif.
4.Penyesuaian yang baru dengan klien yang baru.
5.Lebih mementingkan kuantitas kerja daripada kualitas kerja.

      KIAT MENJADI KONSULTAN YANG SUKSES
  1. Lebih banyak mendengar darpada berbicara: Banyak konsultan di dalam modus menjual mulai dari saat dimulainya konsultansi terlalu banyak berbicara tanpa mendengan sehingga kehilangan poin penting yang sedang dijalin dengan klien potensial
  2. Mampu meningkatkan kepercayaan diri: pada saat berhubungan dengan satu atau lebih orang dalam organisasi
  3. Bekerja berdasarkan hubungan baik: Hasil yang baik berasal dari hubungan yang baik.
  4. Jika hubungan tidak berjalan, cepat keluar untuk menghindari reputasi buruk.
  5. Menghindari kontrak – kontrak yang tidak jelas: banyak kasus konflik antara klien dan konsultan, masalahnya dapat dilacak bersumber dari kontrak yang tidak jelas. Selalu buat kontrak detail secara tertulis. Pikirkan benar – benar biaya riil yang keluar atas kontrak tersebut dan jangan menyepelekan masalah ini. Selalu buat tujuan yang diharapkan dari kontrak tersebut.





Senin, 18 Juni 2012

ORGANISASI PROFESI KEHUMASAN



     Belum banyak orang tahu tentang keberadaan organisasi ini.Bahkan di Indonesia sendiri, masih saja ada praktisi yang belum mengetahui bahwa telah ada organisasi profesi humas Indonesia. Hal ini sungguh berbeda misalnya, dengan profesi dokter (hampir semua mahasiswa kedokteran dan dokter tahu pasti bahwa ada Ikatan Doklter Indonesia),profesi wartawan (semua wartawan tahu bahwa ada Persatuan Wartawan Indonesia, Aliansi Jurnalistik Indonesia, dsb).
     Oleh karena itu sangat tepat kiranya apabila dalam modul kita kali ini memperkenalkan keberadaan organisasi profesi humas di Indonesia pada khususnya dan dunia serta di beberapa negara. Beberapa Organisasi Profesi Humas
     Organisasi profesi merupakan suatu wadah para professional di dalam mengembangkan dan mengadakan suatu studi profesi. Terbentuknya organisasi profesi menunjukkan adanya komitmen dari para profesionalnya untuk semakin mengukuhkan jati diri. Organisasi profesi yang sudah mantab biasanya sangat berperan di dalam menentukan kurikulum studi profesi, mereka (organisasi ini) juga aktif melakukan riset, pertemuan, serangkaian pertemuan, dan kontes programprogram humas.
     Berdasarkan organisasi yang sudah ada, organisasi humas bisa dibedakan menjadi tiga. Pertama, organisasi yang menghimpun para praktisi humas secara umum, kedua organisasi yang menghimpun perusahaan humas (consultan humas), dan ketiga hádala organisasi yang menghimpun para praktisi humas yang dibedakan berdasarkan jenis perusahaannya (misal khusus perhotelan, khusus preusan rokok, dan sebagainya).
     Sementara ini harus diakui bahwa Amerika merupakan negara yang pertama membentuk organisasi profesi bagi para praktisi humas. Tahun 1948 di Amerika telah terbentuk suatu wadah yang dinamakan Public Relations Society of Amerika (PRSA). Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris, Jerman, belanda/Netherland, Spanyol, Swiss (diolah dari data dalam Black, 1993). Sedangkan terbentuknya organisasi profesi humas di Indonesia sendiri pada tahun 1972 yaitu Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS). Berikut ini akan dijelaskan beberapa organisasi saja. Informasi penting selain sejarahnya, sajian berikut ini juga bermaksud mendiskripsikan tentang kegiatan atau aktivitas organisasi-organisasi tersebut sehingga kita bisa mengambil pelajaran meniru yang baik, dalam rangka memajukan profesi humas ini di Indonesia. 
     Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) Para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1972, dengan maksud untuk menghimpun dan membentuk wadah bagi para praktisi. Lebih lengkap tujuan Perhumas adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan perkembangan dan keterampilan professional hubungan masyarakat indonesia
  2. Memperluas danmemperdalam pengetahuan mengenai hubungan masyarakat.
  3. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para anggotanya.
  4. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun dengan  bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun di luar negeri.

     Pada tahun 1997 Perhumas memprakarsasi berdirinya organisasi humas di Asia Tenggara yakni Federation of ASEAN Public Relations Organization (FAPRO) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas ditunjuk menjadi tuan rumah Konferensi FAPRO di Jakarta. Perhumas juga sudah tercatat dan diakui oleh Internasional Public Relations Association (IPRA) dan pernah dipernah dipercaya sebagai tuan rumah konferensi IPRA pada tahun 1995. Indonesia telah menjadi board member IPRA. Bahkan pada tahun 2000-2001 board member IPRA diwakili oleh Indonesia, Amerika serikat, Inggris, Afrika Selatan, Kenya,
Jerman, dan Turki. Tahun 2000 ketika IPRA menyelenggarakan event bergengsi bagi kompetisi program humas di tingkat dunia, yakni Golden World Award for Excellent in PR (GWA) praktisi humas Indonesia menjadi salah satu tim juri diantara 30 juri yang ada yang mewakili 19 negara di dunia. 
     Saat ini Perhumas telah beranggotakan ribuan orang/praktisi yang terdiri dari anggota kehormatan, anggota biasa, anggota peserta, dan anggota siswa. Beberapa kegiatan Perhumas antara lain: 
  1. Menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi untuk  bersama- sama mengembangkan  pendidikan humas. 
  2. Menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dan lembaga - lembaga. Misal dengan majalah Info Pasar Modal yang mewakili kalangan pasar modal (Bapepam dan Bursa Efek Jakarta) telah mendirikan Lembaga Pengembangan Hubungan Masyarakat, Perusahaan Publik Indonesia (LPHPPI).; dengan Komite Pemberantasan Korupsi..
  3. Menerbitkan jurnal Perhumas yang berisi tentang aktivitas organisasi dan tulisan para pakar tentang humas dan komunikasi.
  4. Setiap tahun Perhumas menyelenggarakan konvensi (pertemuan) nasional.
  5. Menyelenggarakan serangkaian seminar dan lokakarya.
  6. Menyelenggarakan Lomba Penerbitan Majalah Ing Griya yang terbagi ke dalam katagori Majalah/bulletin,  tabloid, news letter, dan warkat investor. Terakhir, lomba Ing Griya ini diselenggarakan pada tahun 2004.
  7. Musyawarah Nasional. Terakhir Munas diselenggarakan di Yogjakarta, pada tanggal 16-18 Desember 2004, sekaligus memilih Ketua Umum periode 2004-2007. Ketua Umum terpilih adalah Rusli Simanjutak dari Bank Indonesia. Perkembangan Perhumas bisa di ikuti melalui web site Perhumas: www. perhumas.or.id
  8. dan sebagainya.

Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) Selain Perhumas yang menghimpun para praktisi humas di Indonesia juga telah terbentuk organisasi yang menghimpun perusahaan humas, yakni Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI). APPRI berdiri pada tanggal 10 April 1987 di Jakarta dan bersifat independen. Tujuan APPRI adalah sebagai berikut:  
  1. Menghimpun, membina, dan mengarahkan potensi perusahaan public relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta dalAm usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 
  2. Mewujudkan fungsi publik relations yang sehat, jujur, dan bertanggung jawab, sesuai dengan kode praktek dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan internasional.
  3. Mengembangkan dan memajukan kepentingan asosiasi dengan memberikan kesempatan kepada para anggota untuk konsultasi dan kerja sama serta memberikan saran bagi pemerintah, badan-badan kemasyarakatan, asosiasi yang mewakili dunia industri dan perdagangan, serta badan-badan lain untuk berkonsultasi dengan APPRI sebagai suatu lembaga.
  4. Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memnuhi syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
  5. Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik public relations.
  6. Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
  7. Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations.

     APPRI telah menetapkan Kode Etik Profesi dan memberlakukan pada anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat internasional. Misalnya, Soedarto & Noeradi PR Consultant, Fortune PR, Ida Sudoyo Associates M-PR Consultant, Inke Maris Associates, Eksekutif PR, dan sebagainya. 
      Selain Perhumas dan APPRI, di Indonesia baru didirikan Public Relations Society of Indonesia (PRSI)pada tahun 2005, juga ada organisasi profesi yang lebih spesifik berdasarkan jenis usahanya, misalnya
Perhimpunan Public Relations Perhotelan Indonesia, pernah menjadi ketua antara lain Rae Sita Supit dan Sri Sekartaji dari Sahid Jaya Hotel Jakarta. Kemudian ketika terjadi krisis perbankan nasional dimana banyak bank di likuidasi, di merger, dan di akuisisi (sekitar 1997), sempat muncul iklan perbankan di televisi yang mengatasnamakan Persatuan Public Relations Perbankan Indonesia . Saat ini di Kota Malang, Jawa Timur telah terbentuk Forum Humas Perguruan Tinggi yang beranggotakan para humas di perguruan tinggi-perguruan tinggi se Malang Raya.
      Kemunculan organisasi-organisasi ini merupakan budaya yang baik selama memiliki komitmen untuk memecahkan persoalan profesi,  berkaitan dengan akses-akses yang memperkokoh pelaksanaan kerja humas secara lebih professional. Dengan dua organisasi profesi yang mantap seperti Perhumas dan APPRI saja misalnya, maka profesi humas dapat lebih dikukuhkan. Apalagi bila organisasi-organisasi  tersebut juga memperhatikan komitmen untuk merancang kurikulum humas di perguruan tinggi, seperti yang dilakukan Public Relation Society of Amerika. Berikut ini dalam modul kita akan mengenal lebih jauh tentang organisasi profesi humas d luar negeri.


ORGANISASI PROFESI HUMAS DI LUAR NEGERI:

      Organisasi-organisasi humas di negara Eropa berkumpul dalam satu wadah organisasi di tingkat Eropa, yakni Federation Associated Public Relations Organization (FAPRO). Aktivitas organisasi ditujukan untuk secara terus menerus mengembangkan profesi humas, meningkatkan keahlian para praktisi humas melalui berbagai kegiatankegiatan pertemuan (seminar, lokakarya, pelatihan, dan sebagainya), riset, penerbitan (jurnal, majalah, news letter) dan pengembangan pendidikan. Tidak ketinggalan adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan profesi antara lain menyebarkan pentingnya arti humas bagi suatu lembaga, melakukan control akses, merumuskan dan memberlakukan kode etik profesi, melakukan evaluasi dan kontrol terhadap praktek humas para anggotanya. Berikut beberapa organisasi profesi humas di Amerika dan Inggris yang penulis sadur dari Black (1992). Public Relations Society of Amerika (PRSA) PRSA berkantor pusat di New York, berdiri pada tahun 1947. Tujuan didirikan PRSA adalah:
  1. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas
  2. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang kehumasan.
  3. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan kepada kelompok kelompok usaha, profesioanl, dan lain-lain, serta masyarakat, tentang tujuan-tujuan, dan fungsi humas, dan tentang mereka yang bergiat di bidang humas.
  4. Untuk memperbaiki hubungan pelaksana humas dengan para majikan dank Klien,dengan media yang mapan mengenai informasi dan opini, dan dengan masyarakat.
  5. Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi pelayanan umum dan tingkah laku.
  6. Untuk bertukan pikiran dan pengalaman, dan untuk menghimpun dan menyebarkan informasi yang bernilai kepada para petugas humas dan masyarakat.
  7. Untuk menggiatkan, mensponsori, dan membantu perkembangan riset belajar dan cara mengajar dalam golongan masyarakat humas melalui ceramah-ceramah dan kursus-kursus lain yang dapat menjadi keharusan dan dilakukan secara beraturan pada lembaga-lembaga pendidikan yang mapan.
  8. Menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset dan analisis mengenai setiap dan segala segi kehumasan melalui berbagai forum, diskusi,survey, pertemuan umum, pameran, dan konferensi. 
  9. Untuk menerbitkan pamphlet, buku, monografi, dan secara umum menyebarkan informasi mengenai masalah kehumasan.
  10. Untuk memberikan, menghibahkan, dan mensponsori pemberian beasiswa dan hadiah pada lembaga pendidikan yang diakui bagi pengkajian dan riset di bidang humas.

      Standar professional dalam PRSA dikontrol secara ketat. Setiap orang yang ingin menjadi anggota diwajibkan mentaati prinsio-prinsip kode standar profesionalnya. Pada tahun 1965 PRSA mengadakan program pengakuan sebagai anggota PRSA dengan gelar APR, melalui ujian lisan dan tulis. Ujian diadakan untuk menguji kemampuan dan pengetahuan calon anggota dalam bidang humas. Ujian tertulis diawasi oleh sebuah organisasi penguji professional dan ujian lisan dilakukan oleh tim yang terdiri dari tiga anggota yang diakui keahlian mereka. Bahkan sejak 1969, aturan itu diberlakukan sebagai syarat wajib bagi mereka yang ingin menjadi anggota aktif.
      Pelayanan dan kegiatan terus dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan praktisi humas pada segala tingkatan melalui karir humas. Antara lain dibentuklah Persatuan mahasiswa Humas Amerika (PRSSA) bagi para sarjana muda. Kegiatan pendidikan PRSSA dibimbing secara nasional oleh komite pendidikan dengan penasihat para pendidik dari berbagai sekolah tinggi dan universitas di seluruh Amerika serikat. Begitu pula kegiatan riset mendapat perhatian tersendiri. Tahun 1955 dibentuk pusat informasi dan merupakan pusat informasi nasional satu-satunya bagi bidang humas. Pusat ini menghimpun data mengenai humas dan memenuhi kebutuhan pengkajian dan sebagai acuan para eksekutif, pengajar, dan mahasiswa humas. Tahun 1856 PRSA mendirikan yayasan riset humas dan pendidikan oleh para anggota PRSA. Kegiatan yayasan ini antara lain memberi beasiswa tahunan kepada sejumlah pengajar humas terpilih
dan memberi hadiah beasiswa tingkat sarjana setiap tahun kepada mahasiswa humas yang berprestasi. Yayasan juga melakukan kegiatan dokumentasi audio visual para penceramah humas, riwayat, wawancara yang di filmkan, serangkaian monograf mengenai sejarah profesi, penerbitan data hasil riset, dan menerbitkan buku â€oeUndang-undang Humas:†Sebuah Bibliografi Komperehensif†. Tahun 1973, yayasan memproduksi film â€oePendapat Masyarakat†mengenai profesi humas. Selain menerbitkan jurnal humas, PRSA menerbitkan Register issue of the journal, yakni publikasi tahunan yang memuat daftar para anggota
PRSA, alamat, dan afuiliasi bisnis mereka, standar profesioanl, dan prosedur bagi para panel pengadilan, kebijakan-kebijakan dewan tertentu dan peraturan-peraturan PRSA. Penerbitan humas tertua oleh PRSA adalah media publikasi Channels yang terbit bulanan, pertama kali terbit tahun 1937. PRSA memiliki program tahunan, yakni Pemberian penghargaan Gold Anvil Award (GAW) bagi pengabdian luar biasa seseorang kepada profesi humas, antara lain: Outstanding Educator Award bagi prtestasi seorang pengajar humas, Paul Lund Awards bagi pengabdian umum yang luar biasa, President Citation bagi pengabdian luar biasa kepada organisasi profesi (PRSA), Film Festival Award bagi film humas terbaik pada tahun pemilihan (terbuka bagi anggota saja). Sementara penganugerahan Chapter Banner Award diberikan kepada cabang organisasi yang menonjol dalam memajukan profesi humas maupun PRSA. Selain GAW juga ada Silver Anvil Award Competition bagi program-program humas yang menonjol yang diadakan selama setahun sebelumnya. Semua kompetisi ini terbuka bagi anggota dan yang bukan anggota. Institute Public Relations of British (IPR) Berada di Inggris dan didirikan pada tahun 1948 oleh sekelompokpegawai humas dari pemerintah pusat, local, kalangan industri, dan sector perdagangan. Secara resmi IPR diresmikan dan mendapat pengakuan pada tahun 1964. 
Tujuan IPR adalah sebagai berikut:
  1. Untuk memajukan perkembangan huams demi kepentingan praktik tersebut di bidang perdagangan, industri, pemerintah local, dan pusat, perusahaan-perusahaan nasional professional, organisasi-organisasi sukarela dan demi kepentingan semua praktisi dan semua pihak yang berkaitan dengan soal humas.
  2. Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar professional yang tinggi bagi para anggotanya dan untuk menetapkan serta merumuskan standar-standar semacam itu.
  3. Untuk mengatur pertemuan, diskusi, konferensi, dan lain lain mengenai masalah yang menjadi kepentingan bersama dan secara umum untuk bertindak sebasgai wadah bagi pertukaran gagasan mengenai praktek kehumasan. 


      Keanggotaan aktif IPR terbuka bagi perseorangan yang berusia 28 tahun atau lebih, memiliki pengalaman minimal 5 tahun, dan memenuhi syarat untuk menjalankan profesi humas seperti yang ditegaskan oleh memorandum of association, atau bagi perseorangan yang berusia 26 tahun atau lebih, dengan pengalaman minimal 2 tahun meliputi berbagai hal, tetapi telah mendapatkan diploma CAM dan memenuhi syarat seperti tercantum dalam memorandum of association. Sama dengan Perhumas maupun PRSA, IPR juga menerima anggota mahasiswa, yakni mereka yang mengikuti kursus pendidikan atau latihan yang dikelola dan diakui oleh IPR. Bagi anggota ini selain kursus, juda ilakukan kegiatan brupa pertemuan untuk diskusi, perdebatan, pertunjukan film, konferensi sehari atau akhir pecan yang kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan p[engetahuan anggotanya. Setiap bulan diadakan acara pertemuan makan siang dari September sampai JUni di London. Acara tersebut menghadirkan pembicara tamu dari kalangan perindustrian, pemerintahan, berbagai profesi, dan sebagainya. 
       IPR menerbitkan sebuah laporan berkala bulanan, berbagai laporan, dan monografi atas aspek-aspek tertentu tentang praktek humas. International Public Relations Association (IPRA) IPRA merupakan organisasi humas di tingkat internasional, terbentuk pada bulan Mei tahun 1955 dalam suatu pertemuan di Stratford-Upon-Avon, dengan tujuan sebagai berikut:
  1. Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman professional antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas mengenai kepentingan internasional.
  2. Mengadakan suatu rotasi (perputaran) apabila anggotanya setiap saat memerlukan pemberitahuan dan bimbingan, dapat meyakini akan kebaikan dan bantuan dari para anggotanya di seluruh dunia.
  3. Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktek kehumasan umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang internasional. 
  4. Meningkatkan praktek kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia dan memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan dan pengertian tentang berbagai tujuan dan caranya baik di dalam maupun di luar profesi itu.
  5. Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai negara termasuk masalah-masalah seperti status profesi berbagai kode etik profesi dan kualifikasi untuk menangani bidang tersebut.
  6. Menerbitkan bebragai bulletin, majalah atau terbitan- terbitan lain termasuk â€oewho’s who†di bidang humas internasional.
  7. Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin dapat menguntungkan para anggotanya atau memberikan kemajuan bagi praktik kehumasan di seluruh dunia.

      Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung jawab penuh bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian penting dan berkaitan dengan semua kegiatan dari suatu badan hukum, perusahaan, perserikatan, pemerintahan, atau organisasi lain yang membina hubungan baik dan produktif dengan public atau khalayak ramai.
         Kongres pertama IPRA diselenggarakan di Brussel pada bulan Juni tahun 1958, dihadiri oleh 250 prakjtisi dari 23 negara. Kongres humas dunia selanjutkan diselenggarakrn tiga tahun sekali. Asia pertama ditempati kongres humas dunia (Kongres ke IX) pada bulan januari tahun 1982 di Bombay. IPRA memiliki agenda tetap berupa penghargaan dan anugerah bagi para anggotanya, antara lain penghargaan tertinggi dalam ajang humas, Golden World Awards for Excellent in Public Relations (GWA sejak tahun 1990) dan Grand Prize for Excellence in Public Relations. Penghargaan kepada program humas dari suatu organisasi dimana humas baru berkembang, Front Line 21 , United Nation Award. Setiap tahun diselenggarakan Seminar Humas Internasional IPRA sekaligus memilih presiden IPRA.